Pemkab Sumenep Perkuat Sekolah Tangguh Bencana Lewat SPAB dan Dukungan Psikososial

Infrastruktur974 Dilihat

SUMENEP, Bongkar86.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggencarkan pendidikan kebencanaan melalui Sosialisasi dan Pelatihan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan Psikososial.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, mulai 15 hingga 16 November 2025, bertempat di Sekolah Muhammadiyah Sumenep dan diikuti 54 tenaga pendidik dan kependidikan dari berbagai sekolah di Kota Keris.

Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

Program ini bertujuan memperkuat kesiapsiagaan dan dukungan psikososial bagi sekolah, sekaligus membentuk budaya sadar bencana di lingkungan pendidikan.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BPBD Sumenep, Achmad Laili Maulidy, yang mewakili Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H.

“Bencana tidak menunggu waktu. Anak-anak kita harus aman di sekolah, dan para pendidik harus siap menghadapi situasi darurat kapan saja,” kata Achmad Laili dalam sambutannya.

Achmad Laili menegaskan posisi strategis Kabupaten Sumenep yang rawan bencana, baik dari faktor alam maupun non-alam. Ia menekankan kesiapsiagaan sejak dini sebagai langkah preventif.

“Sumenep tidak boleh lengah. Sekolah adalah garda terdepan mitigasi bencana, karena setiap hari diisi oleh generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Ia menambahkan, kerjasama dengan Kemendikdasmen dan MDMC menghadirkan pelatihan SPAB yang komprehensif.

Program ini diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019, untuk memastikan sekolah tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga aman dan tangguh menghadapi ancaman bencana.

“SPAB bukan sekadar teori. Ini langkah nyata agar sekolah memiliki prosedur evakuasi, jalur aman, dan mekanisme pemulihan psikososial saat bencana terjadi,” tambahnya.

Selama dua hari, peserta dibekali materi tentang: Budaya sadar bencana di sekolah.
Penyusunan rencana evakuasi dan prosedur keselamatan.
Dukungan psikososial bagi siswa pasca-bencana.

Achmad Laili menekankan pentingnya dukungan psikososial karena trauma pasca-bencana berdampak jangka panjang bagi anak-anak.

“Penanganan psikososial tidak kalah penting dari kesiapsiagaan fisik. Anak yang trauma sulit belajar, dan itu bisa memengaruhi masa depannya,” jelasnya.

Selain itu, pelatihan ini diharapkan membentuk pendidik yang siap menjadi garda terdepan mitigasi bencana sekaligus pelindung psikologis bagi siswa.

“Pendidik adalah ujung tombak. Mereka memastikan anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga selamat dan tangguh saat menghadapi risiko bencana,” sambungnya.

Achmad Laili menekankan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Kerjasama dengan Kemendikdasmen dan MDMC memberikan nilai strategis karena menghadirkan pelatihan berbasis praktik dan pengalaman lapangan, sekaligus memperkuat jaringan mitigasi bencana di sekolah-sekolah.

“Dengan dukungan berbagai pihak, kita ingin memastikan sekolah di Sumenep mampu mengurangi risiko korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian materiil, dan dampak psikologis akibat bencana,” ungkapnya

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum strategis bagi Kabupaten Sumenep untuk mencetak sekolah-sekolah tangguh bencana dan berdaya dukung psikososial, serta menumbuhkan budaya sadar bencana sejak usia dini. (Red)

Komentar