SUMENEP, Bongkar86.com – Festival Srikaya 2025 sepi pengunjung, sehingga para penjual rugi ongkos.
Hal itu di keluhkan Asmaniye warga Kecamatan Saronggi saat mengikuti Festival Srikaya di halaman Kantor Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo. 14/03/2025 sore
Menurutnya, srikaya nya yang di pasarkan di stan yang disediakan oleh panitia festival hanya laku 5 biji dengan harga Rp 30.000 (tiga puluh ribu) rupiah.
“Lebih laris jualan di pasar Bluto dari pada di festival ini, ” ucap Asmaniye dengan kesal
Bahkan, pihaknya mengeluh, sudah tidak ada yang membeli, srikaya ini harus dibawa pulang kembali. Apalagi rugi ongkos lagi, ” kesalnya
Asmaniye menyampaikan bahwa ongkos dari rumah ke tempat festival bayar Rp 200 ribu dan jualan hanya laku Rp 30 ribu, maka saya masih rugi 170 ribu.
Sementara Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, melalui festival ini tentu saja semakin mengangkat informasi tentang srikaya di Kabupaten Sumenep, sehingga masyarakat luar daerah lebih mengenal buah yang satu ini.
“Karena itulah, melalui festival ini, selain untuk memberdayakan hasil pertanian khas Kabupaten Sumenep, juga semakin mengenalkan identitasnya sebagai daerah pariwisata.
Menurutnya, Festival ini diadakan merupakan bagian ikhtiar Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mempromosikan potensi daerah hasil perkebunan petani srikaya,” terangnya. Jumat 14/03/2025 sore
Pihaknya mengharapkan, potensi buah srikaya bisa berkembang dengan baik, salah satunya dengan inovasi olahan, kemasan maupun pemasarannya, supaya berefek positif pada ekonomi petani.
Kemasan festival kuliner srikaya di tahun selanjutnya harus lebih besar dengan konsep dan atraksi yang lebih baik.
“Kami tentu saja ingin meningkatkan perekonomian para petani dan pedagang srikaya, salah satunya dengan inovasi buah itu, supaya masyarakat semakin menyukai buah khas Kabupaten Sumenep ini,” jelasnya.
Panitia penyelenggara mengonsep Festival Srikaya dengan buka puasa bersama Bupati beserta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BUMD dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
“Buah srikaya ini tidak hanya menjadi komoditas masyarakat lokal saja, tetapi mampu memiliki daya saing di pasar yang lebih luas agar mendorong peningkatkan pendapatan petani,” pungkas.(Apo)
Komentar