SUMENEP, Bongkar86.com – Festival Kreasi Ketupat 2025 yang digelar di Pantai Slopeng, Desa Sema’an, Kecamatan Dasuk, pada Senin (7/4/2025), mendapat apresiasi tinggi dari Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin.
Dalam kesempatan tersebut, Zainal menegaskan pentingnya pelestarian tradisi sebagai bagian dari modal sosial dalam pembangunan daerah.
“Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang memahami dirinya. Tradisi merangkai ketupat ini bukan sekadar kegiatan, tapi juga sarana pewarisan nilai dari orang tua ke anak,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Gelaran Festival Ketupat kali ini berlangsung meriah dengan melibatkan sekitar 1.500 peserta. Mereka terdiri dari jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kepala organisasi perangkat daerah (OPD), serta masyarakat umum dan wisatawan yang hadir di Pantai Slopeng. Antusiasme peserta terlihat jelas dalam lomba merangkai dan menganyam ketupat yang menjadi agenda utama acara.
Festival dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Para peserta langsung mengikuti sesi penilaian lomba menu berbahan dasar ketupat dan kreativitas merangkai ketupat dari janur. Sekitar pukul 08.30 WIB, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, bersama rombongan Forkopimda tiba di lokasi dan disambut meriah dengan pertunjukan tarian tradisional diiringi musik khas sronen.
Zainal Arifin menekankan bahwa tradisi Lebaran Ketupat merupakan bagian dari warisan budaya yang harus terus dirawat dan dilestarikan. Festival seperti ini, lanjutnya, merupakan bentuk konkret kepedulian pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya masyarakat.
“Festival ini penting, bukan hanya untuk hiburan, tapi juga sebagai ruang edukasi budaya bagi generasi muda. Di sinilah mereka belajar tentang identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Madura,” ujarnya.
Zainal yang juga menjabat sebagai Bendahara DPC PDI Perjuangan Sumenep, menambahkan bahwa dalam tradisi ketupat tersimpan banyak makna simbolis. Salah satunya adalah penggunaan janur kuning yang diyakini sebagai lambang harapan akan kehidupan yang damai dan penuh kebaikan.
“Janur kuning ini bukan sekadar hiasan. Ia simbol doa kita, semoga hidup damai, tenteram, dan masyarakat bisa hidup rukun, harmonis, serta bergotong royong menuju kesejahteraan bersama,” tandasnya.
Festival Ketupat 2025 diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya mengangkat potensi budaya lokal, tetapi juga mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Sumenep.
Ajang ini dinilai berhasil menguatkan semangat kebersamaan dan memperkuat identitas budaya Madura di tengah arus modernisasi.(Apo)
Komentar