Sumenep: Dipasar Minggu, Perbulan PKL Dipungut Biaya Rp 80 Hingga Rp 200 Ribu, Sebagian Untuk Biaya Keamanan

Infrastruktur300 Dilihat

SUMENEP, Bongkar86.com – Soal Pungutan Dipasar Minggu, 20 Hingga Rp 50 Ribu, Ternyata Sebagian Untuk Biaya Keamanan.

Pasalnya, para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pasar Minggu disepanjang Jl. Dr. Soetomo No. 3, Pajagalan, Sumenep, Madura Jawa Timur. Rabu 15/3/2023

Informasi yang dihimpun media Bongkar86.com bahwa pungutan biaya kebersihan yang bervariasi besarannya yakni dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000 ternyata sebagian untuk biaya keamanan.

Aminullah salah satu warga Sumenep menyampaikan bahwa pungutan dipasar Minggu yang dikemas oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep itu tidak hanya biaya kebersihan saja, namun sebagian untuk biaya keamanan.

“Bahkan, kata Aminullah, pungutan sebesar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu itu bukan perbulan tetapi perminggu.

Menurut Aminullah, para PKL yang ada di pasar minggu itu bayar perminggu kepada petugas yang menagih.

“Berarti, lanjut Aminullah, untuk penjual pentol yang menggunakan sepeda motor dipungut Rp 20.000 berarti perbulan Rp 80.000 dan bagi tenda Rp 50.000 berarti perbulan 200.000

Apalagi, Aminullah menyayangkan dipasar minggu ada biaya keamanan. Berarti dilokasi pasar minggu itu tidak aman.

Aminullah menjelaskan bila Bupati Sumenep selalu menyuarakan masyarakat Sumenep harus tumbuh ekonominya dengan adanya pasar minggu yang digelar setiap Minggu di depan pendopo.

” Adanya pasar minggu seluruh tersentral dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sampai menengah ke atas harus tumbuh.

Namun, kata Aminullah tetapi faktanya adalah DLH bertolak belakang dengan tagline “Bismillah Melayani” malah melakukan pungutan liar dengan dalih keberhasilan.

“Masyarakat yang berjualan di pinggir jalan, masih di Bebani dengan pungutan kebersihan dengan besaran bervariasi dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000 dan biaya kemananan.

Dangan hal itu, Aminullah menegaskan menjadi pertanyaan besar, apakah memang tidak ada anggaran untuk keberhasilan Kabupaten Sumenep, kok masih di bebankan ke para penjual kecil, ” ungkapnya.

Sementara Kadis Lingkungan Hidup Arif Susanto saat dikonfirmasi via WhatsApp nya tidak diangkat padahal nada dering masuk.

Sampai berita ini dipublis belum ada tanggapan atau jawaban dari Kadis Lingkungan Hidup Arif Susanto. (apo)

Komentar