SUMENEP, Bongkar86.com – Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan Global Tuberculosis Report, Badan Kesehatan Dunia WHO mencatat Indonesia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah dalam acara bertajuk “Diseminasi Hasil Program Partnership Actions to Stop TB (PAST) Kabupaten Sumenep” di Ruang Rapat Graha Aria Wiraraja, Kantor Bupati Sumenep, Kamis (08/12/2022).
“Tuberculosis atau TBC menjadi tantangan untuk pembangunan Indonesia karena sekitar 75 persen pasien TBC adalah kelompok usia produktif dengan usia sekitar 15 hingga 54 tahun,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah berkomitmen untuk melakukan eliminasi TBC tahun 2030 dengan menerbitkan strategi nasional penanggulangan TBC, dan menjadikan TBC sebagai salah satu indikator standar pelayanan minimal di Puskesmas.
“Pada tingkat kabupaten, Kabupaten Sumenep sudah membentuk forum percepatan penanggulangan TBC melalui Parturan Bupati dan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD),” ujarnya
Dalam upaya tersebut, lanjut Wabup, Pemerintah Kabupaten Sumenep juga menggandeng Stop TB Partnership Indonesia (STPI) sebagai pelaksana program dengan membentuk dan melatih kader pesantren dan masyarakat desa untuk melakukan edukasi dan penemuan kasus TBC secara mandiri.
“Pemerintah Kabupaten Sumenep juga mengeluarkan inovasi penanganan TBC dan Stunting berupa gerakan eliminasi terpadu tuntaskan Tuberculosis dan Stunting atau GETTS,” terangnya.
“Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan semua pihak, semua unsur, semua komponen yang ada di Kabupaten Sumenep,” imbuhnya.
Wakil Bupati yang sekaligus Ketua Muslimat Sumenep tersebut menekankan pentingnya komitmen bersama untuk mendukung percepatan eliminasi TBC tahun 2030 di Kabupaten Sumenep.
“Komitmen yang tegas dari para stakeholder dan pemangku kepentingan dalam upaca eliminasi TBC akan mempercepat gerakan eliminasu TBC di Kabupaten Sumenep,” pungkas Nyai Eva.(tim/red)
Komentar