Bongkar86.com – Konsep retret bagi orang Madura sudah tidak asing lagi, terutama bagi mereka yang bergelut dengan proses rajang tembakau. Retret sendiri dalam bahasa Madura adalah pemisahan “secara paksa” tangkai dengan daun menggunakan benang.
Secara harfiah, makna retret dalam bahasa Madura tidak jauh berbeda dengan retret bahasa Indonesia; retreat Inggris; dan La retraite Prancis, yang berarti memisahkan diri dari dunia ramai atau menjauhkan diri.
Ada berbagai alasan yang mendasari dari retret itu, mulai dari ngambhul (ngambek), perbedaan haluan, menunjukkan kekuatan, percaya diri, tidak dibutuhkan lagi, hingga pada soal ketenangan.
Konsep retret beberapa hari terakhir cukup populer karena kepala daerah setelah pelantikan, diwajibkan mengikuti retret di Magelang. Sesuai rencana, mereka mengikuti kegiatan tersebut dari 21-28 Februari 2025.
Makna retret dalam bahasa Madura kemudian lebih jelas lagi saat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan supaya kepala daerah yang diusung partainya untuk tidak mengikuti acara pembekalan atau retret di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
Sehingga, retret dari PDIP itu justru lebih retret lagi dari yang sudah diagendakan Mendagri. Kalau arti retret dalam bahasa Madura berarti pemisahan daun dengan tangkainya, maka yang dilakukan PDI Perjuangan adalah pemisahan kepala daerah yang diusungnya dari yang sudah direncakan pemerintah.
Banyak spekulasi bermunculan atas sikap PDI Perjuangan itu, mulai dari alasan ngambek karena KPK menahan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam kasus Harun Masiku hingga karena ingin menunjukkan eksistensinya sebagai partai pemenang Pileg 2024.
Namun apa pun alasannya, instruksi Megawati itu telah membuka ruang oposisi lebih tegas antara PDIP dengan pemerintah ke depan.(*)
Penulis, Zarnuji Pemred Bongkar86.com sekaligus Dosen FISIP Universitas Wiraraja Madura
Komentar