Bogor, Bongkar86.com – Kabaharkam Polri membuka Pelatihan Tracing dalam rangka Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 di Gedung Auditorium PTIK Jakarta selatan. Rabu (30/6/2021)
Kegiatan ini merupakan suatu ide gagasan Baharkam Polri yang telah mendapat apresiasi dari Kapolri tentang kegiatan Pelatihan Tracer Covid-19 dengan menggandeng Narasumber yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi.
Pada waktu yang sama di tempat berbeda di SPN Lido ditunjuk oleh Korbinmas Baharkam Polri, seorang Perwira menengah berpangkat Kombes untuk mendampingi Tracer dari Dinas Kesehatan Provinsi yang melaksanakan Pelatihan Percepatan Penanganan Covid-19.
Data peserta Pelatihan Tracer Covid-19 yang dilaksanakan mulai tanggal 29 juni-1 Juli 2021 total peserta sebanyak 2.284 orang, diantaranya Senkom 530 orang, Bintara PMJ 270 orang, Bintara Remaja SPN Lido 552 orang, Bintara Remaja SPN Jabar 539 orang, Bintara SPN Banten 192 orang, Bintara SPN Jateng 201.
Peserta Pelatihan Tracer Covid-19 yang di PTIK berjumlah 800 orang (senkom + bintara PMJ) dibagi 2 gelombang hari ini dan besok.
Pelatihan Tracer Covid-19 yang diinisisasi oleh Baharkam Polri dilaksanakan secara paralel mulai hari Selasa 29 Juni 2021-Kamis 1 Juli 2021 di SPN masing-masing.
Menurut Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri, Kegiatan Pelatihan Tracer Covid-19 ini dilaksanakan dalam rangka mendukung upaya percepatan penanganan Covid-19 dan akan terus dilaksanakan secara bertahap.
“Pelatihan Tracer Covid-19 merupakan salah satu kunci utama untuk memutus rantai penularan Covid-19, oleh sebab itu perlu optimalisasi dan dorongan dari lintas sektor termasuk Polri dalam penanganan yang lebih masif, dan dengan masifnya kegiatan tracing diharapkan dapat menjaring lebih banyak orang berisiko (kontak erat) dan yang berpotensi untuk menularkan ke orang lain,” jelas Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
Disisi lain, strategi pengendalian melalui 3T ini harus dikeroyok oleh seluruh komponen untuk menjamin kesuksesan percepatan penanganan Covid-19, yang tentunya juga perlu dukungan masyarakat, tidak akan ada artinya Pemerintah membentuk beragam program inovatif jika tidak diikuti dengan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” ungkap Ibrahim, M.PH salah satu narasumber dari Kementrian Kesehatan. (tim/red)
Komentar