Pemkab Sumenep Tak Berani Turunkan Harga Sembako, Pasar Murah Dikeluhkan Warga, Ternyata Harganya Selisi Rp 2000 dari Pasar

Infrastruktur207 Dilihat

SUMENEP, Bongkar86.com – Pasar murah yang digelar oleh Pemkab Sumenep, dikeluhkan warga. Mengingat, harga bahan pokok harganya hanya selisi Rp 2000 rupiah dari harga di pasar tradisional. Seperti gula pasir, beras dan minyak goreng, cabai, telur bawang merah.

“Harganya selisi Rp 2000 dari harga pasar. Katanya pasar murah,” ujar salah seorang pembeli, Sumiati warga Lenteng. Kamis 13/03/2025

Harga sembako yang dijual di bawah harga pasar hanya sayuran semacam selada, ” ucapnya

Bahkan, Bahan-bahan sembako yang dipasarkan di pasar murah juga terbatas, seperti minyak kita 240 liter, goreng kita 50 liter, Telor 15 kg, cabe 1 kg, bawang merah 17,5 kg.

Padalah, kata dia, sembako yang disediakan di pasar murah tidak sebanding dengan banyaknya penduduk yang ada Kecamatan Kota.

Ia menjelaskan bahwa pasar murah yang diadakan oleh Pemkab Sumenep tidak merata, Sebab di wilayah Kecamatan Lenteng tidak ada. Makanya saya datang ke kota.

Data dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bahan-bahan sembako yang dipasarkan pada hari ini di Kecamatan Kota yakni Beras SPHP 1 ton, Slyp super 500 kg, minyak kita 240 liter, goreng kita 50 liter, Telor 15 kg, cabe 1 kg, bawang merah 17,5 kg.

Sementara Kabag Perekonomian Kabupaten Sumenep Dadang Dedy Iskandar menyatakan, operasi pasar menawarkan harga lebih murah dibanding harga pasar dengan selisih sekitar Rp2.000,- hingga Rp3.000,- perkilogram, di antaranya beras premium Rp71.000,- per 5 kilogram atau Rp14.200,- perkilogram, selanjutnya, minyak goreng subsidi Rp15.000,- perliter dan minyak goreng premium Rp17.500,- perliter.

“Kami menjual beras premium dari Bulog sebanyak satu ton, sementara beras SPHP yang baru keluar digunakan untuk operasi pasar dengan stok setengah ton, sedangkan minyak goreng Bulog juga tersedia sebanyak 200 liter dengan harga lebih terjangkau,” terangnya.

Pemerintah membatasi jumlah pembelian untuk memastikan pemerataan, dengan ketentuan setiap pembeli hanya bisa mendapatkan satu liter minyak goreng subsidi, sementara untuk minyak premium bisa membeli maksimal dua liter.

“Mekanisme ini juga dilengkapi dengan tanda tinta bagi masyarakat yang telah berbelanja, guna menghindari pembelian ganda atau berulang kali,” tuturnya.

Operasi pasar berlangsung hingga Ramadan dengan total sekitar delapan kali pelaksanaan di beberapa titik di sejumlah kantor kecamatan, tujuannya guna membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, sekaligus menekan inflasi di Kabupaten Sumenep.

“Kami untuk memastikan pasokan stabil, bekerja sama dengan Bulog Wilayah Madura dalam penyediaan berbagai komoditas,” pungkas Dadang Dedy Iskandar. (Apo)

Komentar