Disdik Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru

Pemerintahan38 Dilihat

Sumenep, Bongkar86.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep menggelar Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru TK dan SD dalam Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan mulai Senin (21/7/2025) hingga 25 Juli 2025 di Hotel Asmi, Sumenep.

Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Dinas Pendidikan Sumenep, Akhmad Fairusi, S.Pd., M.AP., mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.

Dalam sambutannya, Fairusi menekankan bahwa transisi dari PAUD ke SD bukan sekadar perubahan jenjang pendidikan, tetapi merupakan fase penting dalam tumbuh kembang anak. Sayangnya, proses ini masih sering dianggap sebagai pemutusan alur belajar, bukan sebagai keberlanjutan.

“Kita terlalu cepat mendorong anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan dunia baru yang belum mereka kenali. Duduk rapi, menyalin panjang, bahkan mengikuti ulangan sejak awal masuk. Ini bukan pendekatan yang berpihak pada anak,” ujarnya.

Sebanyak 108 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri dari 54 guru TK dan 54 guru SD kelas awal dari berbagai sekolah di Kabupaten Sumenep. Kegiatan menghadirkan fasilitator tersertifikasi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI), serta dirancang dengan pendekatan partisipatif, melalui diskusi, studi kasus, simulasi, hingga penyusunan rencana aksi transisi di satuan pendidikan masing-masing.

Fairusi menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya tentang peningkatan keterampilan teknis guru, tetapi juga membangun kesadaran baru tentang pentingnya kesinambungan pengalaman belajar anak sejak PAUD ke jenjang SD.

“Ruang kelas di SD bukan tempat mengejar target akademik sejak hari pertama. Ia harus menjadi lanjutan alami dari lingkungan PAUD yang hangat, menyenangkan, dan penuh kasih,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara guru TK dan guru SD. Menurutnya, proses transisi ideal hanya dapat terjadi jika kedua pihak saling berkomunikasi dan bekerja sama.
“Guru TK tidak cukup hanya melepas anak di pintu masuk SD, dan guru SD pun tidak bisa hanya menyambut tanpa memahami latar belakang belajar anak. Harus ada sinergi, jembatan yang menghubungkan keduanya agar anak bisa melangkah dengan percaya diri,” jelasnya.

Di akhir sambutan, Fairusi mengajak seluruh peserta untuk menjadikan pelatihan ini sebagai momentum refleksi dan langkah kolektif dalam mewujudkan pendidikan dasar yang lebih manusiawi.
“Mari kita jaga semangat belajar anak. Jangan biarkan rasa ingin tahu dan senyum mereka hilang hanya karena kita tidak menyambut mereka dengan cara yang tepat,” tutupnya. (Apo/ Isa)

Komentar